|
|
 |
Gatra |
Edisi 4, Februari 2004 |
|
Desa Adat Bersiap Hadapi Pemilu “Konflik batas desa jangan sampai meletus kembali di Gianyar. Mohon diambil manfaat seminar ini untuk diterapkan di desa masing-masing” saran Ketua MDP Gianyar, AA. Putra Agung (Senin, 2/2), dalam sosialisasi program dan seminar antisipasi konflik menjelang pemilu yayasan Ulu angkep, Banjar Bali, USAID. Untuk mengantisipasi konflik pada pemilu nanti, seluruh desa pakraman di Kabupaten Gianyar akan berkumpul dalam temu wirasa yang dihadiri pengurus partai politik dan Kapolres Gianyar.
Sosialisasi ini penting dilakukan mengingat semakin tingginya kemungkinan konflik yang terjadi di Bali, akibat lemahnya penanganan konflik. Terutama jika dikaitkan dengan nilai budaya masyarakat Bali yang belum terlatih untuk menyelesaikan konflik. Kondisi ini disimpulkan dari dua pembicara IBG Pujaastawa (dosen antropologi Unud) dan AA Ari Dwipayana (dosen Fisipol UGM) di wantilan Pura Samuan Tiga. Sebelumnya diadakan presentasi hasil penelitian program pemetaan batas desa oleh Wayan P. Windia dan Ketut Sardiana. Kegiatan yang dihadiri 50 utusan bendesa adat dan STT ini sekaligus meminta masukan bagi penyempurnaan buku panduan manajemen dan pembuatan peta batas desa yang akan diterbitkan.
Hadiah Gubernur Untuk Desa Adat Gubernur Bali, Dewa Made Beratha menunjukkan kepedulian dan perhatian pada desa pakraman, dengan memberikan bantuan dana sejumlah Rp 25 juta untuk masing-masing desa adat (12/2). Total bantuan yang diberikan kepada 1.417 desa pakraman di Provinsi Bali mencapai Rp 35,425 M. Penyerahan bantuan juga dihadiri Polda Bali, Danrem dan KPU, yang melakukan sosialisasi pentingnya peranan desa adat menjaga keamanan saat pemilu berlangsung. Rencananya bantuan dana juga akan diberikan kepada subak sebagai lembaga tradisional Bali.
|
|
|
|
|