Sikap Orang Bali Dipengaruhi Falsafah THK
Sikap dan perilaku orang Bali tampaknya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam ajaran agama Hindu yang tercermin dalam falsafah Tri Hita Karana (THK). Sementara nilai keseimbangan dan keharmonisan terutama antara sesama manusia -- dalam hal ini hubungan wisatawan dan masyarakat lokal -- sangat relevan dengan dunia pariwisata.
Anak Agung Gede Rai, S.S., MBA. mengatakan hal itu ketika menjadi narasumber dalam seminar ''Peran serta teruna-teruni sebagai duta agama, duta budaya dan duta pariwisata dalam pembangunan Bali demi tercapainya ajeg Bali'' di Sanur, Jumat (12/8) kemarin. Seminar yang digelar Paguyuban Teruna-Teruni Bali tersebut diikuti teruna-teruni Bali dan siswa Hindu se-Denpasar.
Dikatakannya, hasil studi SDM Bali dalam bidang pariwisata dapat disimak beberapa hasil analisis mengenai keunggulan yang menonjol para tenaga pelaksana etnis Bali yang bekerja di sektor pariwisata. Yang menarik dari temuan itu adalah seluruh keunggulan yang dimiliki sesungguhnya bersumber dari kualitas pribadi (personal qualities). Namun, keunggulan yang dimiliki itu ternyata hanya terbatas pada hal yang berkaitan dengan kemampuan di bidang hubungan antarmanusia (human relations).
Dalam hal keunggulan tenaga-tenaga penyelia (supervisors), etnis Bali ternyata memiliki tiga hal yang menonjol. Pertama, sikap bersahabat yang tinggi terutama terhadap tamu-tamu yang dilayaninya. Kedua, solidaritas tinggi terhadap teman sekerja dan lingkungannya. Ketiga, kemampuan membina hubungan antarmanusia yang baik dengan lingkungan kerjanya.
Selanjutnya dalam hal jabatan manajer, etnis Bali hanya mempunyai satu keunggulan yang dipersyaratkan yaitu penampilan fisik maupun kejiwaan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugasnya.
Sementara SDM etnis Bali seyogianya lebih banyak yang menduduki posisi puncak dalam kegiatan usaha pariwisata di Bali. Jangan sampai ada pemeo bahwa orang Bali menjadi asing di negerinya sendiri. Memang kenyataannya, sedikit yang mampu menduduki posisi puncak. ''Bisa dihitung dengan jari yang mampu menduduki posisi puncak,'' ujar AA Gede Rai yang tercatat sebagai putra Bali pertama yang menjabat GM The Grand Bali Beach Hotel dan mantan Dirut BTDC itu. Karena itu, SDM Bali mesti berupaya terus mengisi diri sehingga mampu bersaing.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Nyonya Mas Beratha berharap teruna-teruni Bali dalam arus informasi mengglobal hendaknya mampu mengenali lingkungan dan tatanan nilai-nilai sosial-religius yang ada di lingkungan keluarga dan desa pakraman. Hal ini penting untuk menjadikan diri sebagai orang Bali yang mencerminkan kebaliannya.
Sementara narasumber lain yakni Ketua Bali Sruti Luh Riniti Rahayu lebih banyak mengulas tentang kesetaraan gender. (08)
|