Benteng Kebudayaan Bali
MAKNAILAH kesenian dan kebudayaan jika ingin Bali terselamatkan. Masalahnya, kini tantangan atas peradaban lokal cenderung makin besar termasuk yang bersumber dari pendukung kebudayaan itu sendiri. Mabuk-mabukan, judi, prostitusi dan narkoba merupakan ancaman serius yang perlu diantisipasi dengan memperkuat ketahanan desa pakraman.
Setidaknya, menurut Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Bali I Nyoman Nikanaya, masyarakat Bali agar segera menyadari dan mampu melestarikan kesenian dan kebudayaannya. Untuk itu, ia melihat lomba desa pakraman tetap menjadi salah satu alternatif menuju ketahanan budaya lokal. ''Pemberdayaan desa pakraman akan menjadi benteng dan filter dalam konteks menuju ajeg Bali. Keragaman dan gesekan kebudayaan hendaknya jangan sampai membuat budaya lokal terpinggirkan,'' ujarnya.
Selain itu, pembinaan subak abian juga harus terus digelorakan mengingat penduduk Bali mayoritas petani. Salah satu hal yang mendesak ditata adalah terkait dengan penyusunan awig-awignya. Kini, sejumlah subak abian malah belum memiliki aturan tertulis mengenai pengelolaan subak. Untuk itu, ia mengaku akan menggelar pembinaan desa pakraman, September-Oktober mendatang. Kegiatan ini akan diadakan secara rutin. (oka)
|