» Paruman
» Wicara Desa Adat
» Sastra Dresta
» Desa Dresta
» Loka Dresta
» Data Riset
» Temu Wirasa Bendesa Adat
» Catatan Pan Brayut
» Babad Bali
» Bali Aga
» Raditya
» Sarad Bali
» PHDI
» Hindu Indonesia
» Taman Gumi Banten
» Arsitektur Bali
 


.
  Home | Uluangkep | Bukutamu | Bulletin |   

Selemadeg Barat Tegang,
Lumbung dan Pancoran nyaris Bentrok


Masih segar dalam ingatan kasus pertikaian antara masyarakat Yeh Gangga dan Sudimara beberapa waktu lalu, kini kasus serupa kembali muncul, Selasa (16/11) kemarin. Kini antara masyarakat Banjar Pancoran, Mundeh Kauh dengan Lumbung, Selemadeg Barat. Syukurnya berkat kecepatan aparat keamanan, bentrokan lebih jauh bisa dihindari.

Kasus ini sebenarnya dipicu persoalan sepele, saat berlangsung pertandingan voli seminggu lalu. Mungkin karena terjadi kesalahpahaman yang berbuntut keributan. Mungkin karena tidak puas, sekitar seratus warga Lumbung dengan pakaian serba hitam Selasa (16/11) kemarin mencoba mendatangi Pancoran. Namun, aksi tersebut dapat digagalkan dua peleton Dalmas Polres Tabanan.

Sejak Selasa pagi, sudah tercium isu bahwa warga Lumbung yang diperkirakan masih menyimpan perasaan dongkol bermaksud menyerang Pancoran. Mereka ingin unjuk kekuatan. Sekitar seratus orang yang sebagian besar pemuda dengan pakaian serba hitam sekitar pukul 11.00 wita sudah bersiap-siap berangkat ke Pancoran.

Warga Lumbung pun sebagian siap dengan senjata tajam seperti kelewang. Namun, rencana mereka sudah dicium aparat, sehingga dua peleton Dalmas Polres Tabanan berjaga-jaga di perbatasan kedua desa bertetangga tersebut. Setibanya di perbatasan, massa mulanya nekat mau masuk. Namun, berkat pendekatan petugas, mereka akhirnya mau diajak negosiasi. Di perbatasan tersebut sempat terjadi negosiasi dengan aparat yang dipimpin Kasat Samapta AKP Nyoman Semarajaya didampingi Kapolsektif Selemadeg AKP Made Arsana. Dalam negosiasi tersebut diketahui kalau mereka hanya ingin unjuk kekuatan karena masih kesal dengan peristiwa sebelumnya. Menurut mereka, salah seorang warga Lumbung dipukul dan dua motor dirusak saat ricuh final bola voli yang digelar Pancoran Sabtu (6/11) lalu. ''Mereka hanya ingin unjuk kekuatan di Pancoran,'' ujar Kapolres AKPB I Gede Alit Widana ketika dihubungi di lapangan.

Negosiasi tersebut menghasilkan kesepakatan yakni empat warga Lumung kemudian diantar aparat mendatangi Pancoran untuk melihat situasi. Sebelumnya aparat sudah mengimbau masyarakat Pancoran untuk tidak terpancing dengan provokasi. Oleh aparat mereka diminta untuk tidak keluar rumah dan tidak membuat konsentrasi massa di jalan sehingga tidak terjadi ketegangan ketika empat warga Lumbung mendatangi Pancoran. Melihat kondisi tersebut empat warga Lumbung kembali dan rekannya juga kembali ke desanya.

Kapolres Alit Widana menambahkan guna mengurangi ketegangan kedua masyarakat bertetangga itu, menurut rencana Sabtu mendatang akan dilakukan pertemuan kedua belah pihak. Pihaknya sangat mengharapkan mereka yang bertikai itu bisa menerima persoalan yang terjadi dengan pikiran jernih dan tidak justru membuat persoalan menjadi rumit. (015)



Sumber, Balipost 17 November 2004

 

   
Copyright 2003 Desaadat.com