» Paruman
» Wicara Desa Adat
» Sastra Dresta
» Desa Dresta
» Loka Dresta
» Data Riset
» Temu Wirasa Bendesa Adat
» Catatan Pan Brayut
» Babad Bali
» Bali Aga
» Raditya
» Sarad Bali
» PHDI
» Hindu Indonesia
» Taman Gumi Banten
» Arsitektur Bali
 


.
  Home | Uluangkep | Bukutamu | Bulletin |   

Hindari Konflik, Tapal Batas agar Dibuat Permanen

Masalah rebutan tapal batas yang melibatkan warga Singakerta, Ubud dengan warga Singapadu, Sukawati segera dicarikan solusinya.
Sehubungan dengan ini, Camat Ubud Made Budiartha dan Camat Sukawati Made Watha bersama-sama dengan perbekel masing-masing mengaku sesegera mungkin mengadakan pertemuan dan berkoordinasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi warganya.

''Setidaknya, kami akan berupaya mempertemukan kedua pihak secara intensif, sehingga musyawarah antarmereka dapat berjalan dengan baik,'' ungkap Watha ketika dihubungi Kamis (7/10) kemarin. Dikatakan, antarkedua prajuru sudah mengadakan pertemuan, Rabu (6/10) malam lalu, namun pembicaraan belum tuntas.

Diakui, permasalahan tapal batas itu bukan saja terjadi antara warga Singakerta dengan warga Singapadu, masih banyak warga lain yang berdekatan yang menyimpan permasalahan seperti itu. Masalah tapal batas antara Singakerta dengan Singapadu ini pun sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2003 lalu.

Makanya, kalau memungkinkan ada pertemuan yang melibatkan seluruh camat di Gianyar yang intinya mencari solusi kasus tapat batas. Menurut dia, mulai sekarang pemerintah mesti membuat sistem baru dengan memancang tapal batas permanen di tiap-tiap perbatasan yang tentunya setelah mendapat persetujuan dari warga masing-masing.

''Setidaknya hal itu bisa dilakukan secara bertahap, daripada harus menunggu sampai permasalahannya muncul, karena saat ini sudah tidak sedikit lagi jumlah perbatasan daerah yang posisinya rancu,'' urainya.

Sebelumnya diberitakan rebutan tapal batas antarkedua pihak itu karena batas alam (aliran sungai) yang sejak sebelumnya dipercaya kedua pihak, sudah kabur akibat berdirinya bangunan-bangunan. Karena itu, muncul keinginan pihak Singapadu untuk membangun tapal batas permanen. Namun, keinginan itu belum mendapat persetujuan dari warga Singakerta, karena mereka merasa tapal batas yang hendak dipasang warga Singapadu itu bergeser beberapa meter mengambil wilayah mereka (Singakerta). (kmb20)

 

Sumber, Balipost 8 Oktober 2004

 

   
Copyright 2003 Desaadat.com