Kembali, Bentrok Massa Terjadi di Gianyar
Selain sebagai gudangnya seniman, beberapa tahun belakangan ternyata Gianyar juga menjadi daerah gudangnya bentrokan antarmassa. Deretan peristiwa bentrokan itu di antaranya, bentrok warga Tengkulak Mas-Tengkulak Tengah, Wangbung-Banjarangkan, Guwang-Ketewel, dan sejumlah kasus bentrokan lainnya. Padahal, penanganan kasus bentrokan antarkelompok, Guwang-Ketewel yang terjadi Kamis (10/6) bulan lalu belum tuntas, bentrokan kembali terjadi di Tegallalang. Yakni, antara massa dari Banjar Jati, Sebatu dengan Banjar Let, Taro Tegallalang, Senin (26/7) malam, sekitar pukul 20.00 wita.
Bentrokan massal ini dipicu karena perkelahian siswa SMP. Sekitar pukul 13.00 wita, dua orang siswa SMP Negeri 2 Tegallalang, Kadek Karna (14) asal Banjar Jati dan Wayan Andika (15) asal Banjar Let, terlibat dalam sebuah perkelahian karena sempat saling senggol di sekolahnya. Kejadian itu kemudian berlanjut menjadi perkelahian di sekitar perempatan pekuburan Banjar Jati, yang saat itu disaksikan sejumlah temannya. Seorang guru setempat, Wayan Suardana, yang kebetulan melintas di TKP usai mengajar, langsung melerai perkelahian tersebut.
Mengetahui aksi kedua siswa tersebut, prajuru dan keluarga kedua pihak sepakat untuk mengadakan pertemuan guna menyelesaikan kasus anak mereka dengan mengambil tempat di rumah Kadus Banjar Jati, Made Merta. Karenanya, sekitar pukul 19.30 wita, Kadus Banjar Let, Wayan Kerug bersama Bendesa Adat Let, Wayan Badung, Wakil Bendesa adat Let, Neka dan Wayan Andika beserta orangtuanya, Reta, mendatangi rumah Merta di Banjar Jati.
Mereka diterima Kadus Merta, Bendesa Adat Jati, Made Murah, Wakil Bendesa Jati, Wayan Suardana serta Kadek Karna dan orangtuanya, Wayan Reda. Pertemuan itu, juga dihadiri pecalang dan hansip.
Sebenarnya, dalam pertemuan itu kedua pihak sudah diambil kesepakatan damai dan tidak melanjutkan kasus tersebut. Namun belum sempat membuat keputusan tersebut dalam surat pernyataan, tiba-tiba di depan rumah Merta--Tempat pertemuan, terdengar suara gaduh, terjadi keributan antara kelompok warga Banjar setempat, Jati dan Banjar Let.
Karenanya, pertemuan dibubarkan dan seluruh prajuru mencoba keluar rumah untuk menghentikan kegaduhan tersebut. Sayang, di tengah kerumunan massa kedua pihak, Wakil Bendesa Adat Let, Neka terkena lemparan benda keras di bagian dahi kanannya yang mengakibatkan luka memar.
Informasi di TKP menyebutkan kemarahan warga ini terjadi setelah mengetahui prajuru dan warga Let yang hadir dalam pertemuan di Jati lama tidak pulang. Kemarahan warga semakin memuncak ketika seorang warga Let, I Gati, diinformasikan kepada rekannya bahwa prajuru mereka dilempari warga Banjar Jati pada saat pertemuan, membuat sekitar 20 warga Let langsung mendatangi Banjar Jati untuk mencari tahu keberadaan prajuru dan warganya. Sedangkan di pihak lain, mengetahui kedatangan puluhan warga Banjar Let itu, membuat warga Banjar Jati juga bersiap-siap. Hingga akhirnya terjadilah kegaduhan tersebut.
Beruntung sejumlah aparat kepolisian segera tiba di TKP setelah menerima informasi dari warga dan langsung menghentikan kegaduhan tersebut. Sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan korban yang lebih parah lagi. Kapolres Gianyar AKBP Dewa Putu Anom didampingi Kapolsek Tegallalang AKP Wayan Gede Suwahyu membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya mengaku tetap menyiagakan aparatnya dengan menggelar patroli hingga kondisi di TKP kembali kondusif. Pihaknya juga mencoba memfasilitasi pertemuan kedua pihak di Mapolsek Tegallalang, Rabu (28/7) ini. (bal)
|